Tuesday, October 2, 2018

(similariti) MITOS MASYARAKAT JAWA DALAM NOVEL CENTHINI: 40 MALAM MENGINTIP SANG PENGANTIN (KAJIAN ANTROPOLOGI SASTRA)

Plagiarism Checker X Originality Report
Similarity Found: 12%
Date: Monday, October 01, 2018
Statistics: 287 words Plagiarized / 2388 Total words
Remarks: Low Plagiarism Detected - Your Document needs Optional Improvement.
-------------------------------------------------------------------------------------------
MITOS MASYARAKAT JAWA DALAM NOVEL CENTHINI: 40 MALAM MENGINTIP SANG
PENGANTIN (KAJIAN ANTROPOLOGI SASTRA) Kiki Astrea Universitas Islam Darul Ulum
Lamongan boavidies@yahoo.com. 085646844141. Abstrak: Antropologi sastra
merupakan studi mengenai karya sastra dengan relevansi manusia. Dalam hal ini
antropologi membahas mitos yang berkembang dalam diri manusia.Mitos merupakan
suatu cerita yang sejenis dengan dongeng.
Analisis mitos dalam novel Centhini:40 malam mengintip sang pengantin mencoba
menemukan mitos yang berkembang di dalam tubuh masyarakat Jawa. Seperti mitos
pernikahan, membangun rumah sampai mitos yang berhubungan dengan agama. Hasil
analisis data memiliki makna mitos yang sesuai dengan antropologi sastra. Salah satu
contoh analisis data, yaitu mitos nasib manusia ditentukan berdasarkan keturunan,
bermakna bahwa nasib seseorang sesuai dengan keturunan, jika orang tuanya adalah
raja maka dia nakan menjadi raja, jika orang tuanya adalah budak maka dia akan
menjadi budak.
Kata kunci: mitos, masyarakat Jawa, Centini Abstract: Literary anthropology is the study
of literature with human relevance.In this case anthropology discusses the myths that
developed in human beings.Myth is a similar story with a fairy tale.Analysis of myths in
the novel Centhini: 40 nights trying to find a peek at the bride myths that developed in
the body of the Java community.Like the myth of the marriage, building a house until
the myths associated with religion.The analysis of data has a corresponding meaning to
the myth of literary anthropology.One conth data analysis, namely the myth of human
destiny is determined by heredity, meaning that the fate of a person in accordance with
the offspring, if the parents are kings and will he became king, if his parents were slaves
then he will be a slave.
Keyword: mythe, Java community, Centini PENDAHULUAN Mitos adalah cerita rakyat
yang termasuk foklor lisan dan penyebarannya dari mulut ke telinga ke mulut, berupa
pesta-pesta rakyat, upacara-upacara, adat kebiasaan ataupun takhayul.Sampai saat ini
hampir seluruh masyarakat Jawa mengenal hal-hal tersebut dan masih melaksanakan
kegiatan-kegiatan itu, ada yang melaksanakan karena sudah tradisi ada pula yang
melaksanakan karena mengetahui arti dari adat tersebut (Hutomo, 1991:8). Baik mitos
maupun mite, sebagai ilmu pengetahuan yang disebut mitologi (Ratna, 2011:210).
Batasan mitologi sebagai pengetahuan mengenai dunia mite atau tokoh-tokoh mite,
seperti mitologi jawa, mitologi india, mitologi yunani. Selanjutnya, mite dikatakan
sebagai cerita asal-usul dan cerita dewa-dewa yang dapat diyakini sebagai sesuatu yang
benar (Zaidan, 1997:17). Mite sebagai sebuah dongeng yang berisi cerita dewadewi
telah diteliti sebagai salah satu karya seni yang dianggap nyata dan benar-benar pernah
terjadi dalam dunia, walaupun sebenarnya mite merupaan khayalan manusia.
Pemilihan kajian mitos, karena mitos merupakan mitologi Jawa yang dianggap tabu da
tidak benar, namun seiring berjalannya waktu mitos dianggap sejenis kebenaran. Artinya
mitos tidak selamanya suatu kebohongan. Kebenaran itu dilakukan dengan cara
ritual-ritual yang dilakukan masyarakat Jawa. Demikian juga pemilihan masyarakat Jawa
sebagai subjek mitos, karena mitos lebih dikenal oleh masyarakat Jawa. Masyarakat Jawa
dikenal masih kental dengan adat-istiadat.
Adat-istiadat masih dilestarikan oleh masyarakat Jawa, karena mereka masih sangat
kental akan budaya warisan nenek moyang, novel Centhini:40 Malam Mengintip sang
Pengantin termasuk karya yang banyak menggambarkan mitos Jawa. Novel ini bercerita
tentang masyarakat Jawa dengan pembagian golongan. Masyarakat Jawa dipilih sebagai
objek penelitian karena terdapat mitos-mitos yang menarik, yang berhubungan dengan
kebudayaan Jawa yang berasal dari nenek moyang.
Bukan karena masyarakat Jawa kental akan budaya dan mitos. Karena mitos bukanlah
suatu fenomena yang berkenaa dengan budaya saja, tetapi juga berhubungan dengan
hukum, sosial, ilmiah dan alamiah yang terbentuk dari hubungan masyarakat dan
kebiasaan yang tanpa disadarinya membentuk mitos. Mitos yang terjadi karena budaya
terdapat dalam novel Centhini:40 Malam Mengintip Sang Pengatin.
METODE Penelitian ini berupa kualitatif yang tidak menggunakan hitungan angka atau
rumus statistik. Penelitian ini menggunakan kajian antropolgi sastra dengan teori
strukturalisme Levi-Strauss dan teori mitos, metode analisis deskriptif analitik dan
strukturalis hermeneutik secara kualitatif, dengan teknik analisis menguraikan,
mengklasifikaskan, dan menabelkan.
Sumber data penelitian ini adalah novel Centhini:40 Malam Mengintip Sang Pengantin
karya Sunardian Wirodono. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pertama dengan menentukan objek data dalam novel. Kedua yang
dilakukan dalam mengumpulkan data, yaitu dengan identifikasi. Selanjutnya menyeleksi
data yang telah digaris bawahi yang dianggap lebih relevan.
Terakhir yang harus dilakukan dalam mengumpulkan data adalah dengan
mengklasifikasikan data yang dikumpulkan dalam bentuk kalimat atau paragraf untuk
kemudian dilakukan analisis deskriptif analitik dan hermeneutika dengan
interpretasipeneliti. HASIL PENELITIAN Amongraga sebagai “priyayi kaya” dan “santri”,
Tambangraras “priyayi kaya” dan “santri”, dan satu yang berbeda, yaitu Centhini “priyayi
miskin”mdan “santri”.
Berikut dalah “sejarah kehidupan” tokoh Amongraga, Novel (CMMSP) adalah
karyamsastra yang banyak menggambarkan mitos budaya Jawa baik dalam bentuk
tindakan maupun ucapan yang sering muncul dalam kehidupan masyarakat Jawa. Sesuai
dengan kebudayaan Jawa yang masih mengikuti nilai-nilai, adatistiadat dan
norma-norma kemasyarakatan seperti, makanan, ceritacerita, permainan dan acara.
Mitos masyarakat Jawa merupakan hal yang dijadikan pedoman kehidupan mereka,
mitos-mitos tersebut memiliki makna yang dipercaya kebenarannya oleh pelaku mitos.
Seperti halnya karya sastra lainnya, mitos dalam kajian antropologi sastra juga
merupakan karya sastra yang harus diapresiasi dan dicari serta diketahui maknanya.
Karena sebuah karya sastra merupakan hasil tangan manusia kreatif untuk diri sendiri
maupun orang lain yang dibentuk berdasarkan inspirasi.
Inspirasi itulah yang merupakan makna karya sastra yang diciptakan oleh manusia.
Nasib manusia ditentukan berdasarkan keturunan.Misalnya jika orang tuanya seorang
raja maka putrinya akan menjadi puteri.Orang tuanya seorang pembantu maka putrinya
akan menjadi pembantu. Makna sebenarnya bahwa nasib sesuai dengan keturunan
memang benar adanya, namun semua itu tergantung pada masing-masing individu.
Jika anak raja dan kerajaannya hancur, maka pasti dia akan menjadi rakyat biasa
walaupun kerajaan itu dihancurkan olehnya ataupun oleh orang lain. Sebaliknya, jika
putri pembantu memiliki kegigihan yang kuat dalam mengejar cita-cita, maka dia bisa
menjadi ratu dunia dengan usahanya melawan nasib dari orang tuanya. Karena nasib
seseorang tidak akan berubah kecuali dia sendiri yang merubahnya.
Pandangan hidup masyarakat Jawa terhadap mitos-mitos Jawa tidak dapat dipisahkan
dari kehidupan bermasyarakat. Mitos dijadikan landasan dan pedoman kehidupan
masyarakat Jawa.Setiap kegiatan mereka tidak lepas dari mitos yang melekat dalam diri
manusia. Seperti Nasib manusia ditentukan berdasarkan keturunan. Misalnya, jika orang
tuanya adalah seorang raja, maka putrinya akan menjadi seorang putri.
Dan, jika orang tuanya seorang pembantu, maka putrinya akan menjadi pembantu.Mitos
ini tidak dianggap sebagai sebuah mitos belaka, melainkan sudah menjadi kebenaran
bagi masyarakat jawa. Perempuan yang sudah cukup umur tetapi pemilih, akan menjadi
perawan tua. Pengantin baru harus dijaga sampai 40 malam.
Bulan maulid adalah bulan yang baik untuk malaksanakan hajatan Upacara unduh
pengantin dilakukan sampai sebelum sepasaran pernikahan dan dihiasi janur kuning,
gamelan, makanan, shalawatan, dan jodangan. Ritual-ritual tersebut dilakkukan
masyarakat Jawa dengan penuh perhitungan matang, setiap acara bagi mereka ada
ritual-ritual tertentu untuk keberkahan hidup.
Memakan makanan, meminum minuman bekas orang yang berilmu tinggi dan berjabat
tangan dengannya akan mendapat keberkahan dan rizki yang berlimpah. Rumah baru
pengantin baru sebelum ditinggali harus ditutupi dengan kain berwarna putih. Syekh
Amongraga (orang yang berilmu tinggi) setelah datang ke desa Wanamarta, desa ini
menjadi hidup, tidak ada orang yang berjudi dan suara adzan terdengar
bersahut-sahutan di setiap masjid. Mitos kelahiran dan kematian.
Mitos-mitos tersebut menjadi landasan hidup Masyarakat Jawa, setiap ritual
dilaksanakan dengan penuh kepercayaan dan keikhlasan, bahwa orang yang memiliki
kedudukan tinggi dalam suatu masyarakat, mereka yang diagungkan dan dimuliakan.
Warga akan berbondong-bondong mendatangi orang yang dimuliakan dalam desa
hanya untuk melihat, memeriahkan bahkan mencari rejeki dan barokah dari mereka
yang berilmu tinggi, karena orang yang dimuliakan pastilah orang yang berilmu tinggi
dan alim. Kelahiran adalah awal kehidupan manusia.
Dalam masyarakat Jawa, kelahiran seorang anak akan dirayakan dengan meriah.
Ritual-ritual kelahiran dilakukan, dengan menyajikan aneka makanan serta doa yang
diharapkan akan memberi kesehatan, kebahagiaan, kemuliaan dan keberkahan bagi
manusia baru. Sedangkan kematian bukanlah akhir dari hidup, melainkan awal dari
kehidupan kekal dengan mempertanggungjawabkan amal yang dilakukan ketika dia
hidup.
LANDASAN TEORI Antropologi sastra adalah analisis dan pemahaman terhadap karya
sastra dalam kaitannya dengan kebudayaan. Dalam perkembangan berikut definisi
tersebut dilanjutkan dengan pemahaman dalam perspektif kebudayaan yang lebih luas.
Perkembangan yang dimaksudkan juga mengikuti perkembangan sosiologi sastra yang
semula hanya berkaitan dengan masyarakat yang ada dalam karya sastra kemudian
meluas pada masyarakat sebagai latar belakang penciptaan sekaligus penerimaan.
Karya sastra dengan demikian bukan refleksi, bukan semata-mata memantulkan
kenyataan, melainkan merefraksikan, membelokkannya sehingga berhasil mengevokasi
keberagaman budaya secara lebih bermakna. Dalam hubungan ini akan terjadi proses
timbal balik, keseimbangan yang dinamis antara kekuatan aspek sastra dengan
antropologi itu sendiri.
Bahkan, dalam analisis yang baik, seolah-olah tidak bisa dikenali lagi apakah yang
dibicarakan termasuk sastra atau antropologi (Ratna, 2011:31). Herman (dalam Rohmadi,
2011:23) Budaya dalam sastra jawa adalah budaya dan sastra yang sudah berusia sangat
tua dan memiliki nilai-nilai luhur dan nilai-nilai abadi.Adat-istiadat masyarakat dan
sopan santun pergaulan juga merupakan nilai tinggi yang sudah teruji oleh zaman.
Adat-adat tersebut sudah diabadikan dalam tembang-tembang, tarian-tarian, dolanan
dan kitab-kitab lama yang tinggi nilai budayanya. Kebudayaan berarti keseluruhan
tindakan manusia dalam kehidupan baik yang secara naluri, refleks dan tindakan
alamiah yang dimilikinya secara dasar adalah suatu kebudayaan yang dilakukan dengan
sopan santun dan sesuai dengan nilai-nilai agama, kitab-kitab, adat-adat dan budi luhur
manusia.
Heddy (2012:181) istilah mitos, mite atau dongeng biasanya mengingatkan kita pada
suatu kisah atau ceritera yang aneh, janggal atau lucu, dan umumnya sulit dimengerti
maknanya, tidak dapat diterima kebenarannya, atau tidak perlu ditanggapi secara serius
isinya. Kisah tersebut umumnya dianggap sebagai hasil khayalan iseng saja, karena
isinya kebanyakan tidak sesuai dengan kenyataan sehari-hari.
Meskipun demikian, karena sifatnya ini pula mitos seringkali dipandang sebagai suatu
yang suci, wingit atau bertuah dan tidak semua orang dapat dan boleh mengetahuinya.
Mitos ini kemudian dapat juga digunakan sebagai alat kebenaran atau sumber
kebenaran dari suatu peristiwa atau kejadian tertentu, dan menjadi alat legitimasi
kekuasaan pihakpihak tertentu. PEMBAHASAN Budaya Jawa mengenal struktur dalam
masyarakat, yaitu priyayi, satri dan abangan.
Dua dari tiga struktur tersebut terdapat pada tokoh-tokoh dalam Centhini, Amongraga
dan Tambangraras. Amongraga dan Tambangraras tokoh tersebut termasuk dalam
masyarakat priyayi kaya dan santri. Sedangkan Centhini termasuk priyayi miskin dan
santri. Amongraga dan priyayi kaya dan santri, karena dia berasal dari keluarga
kesunanan giri Surabaya, namun kesunanannya telah runtuh karena serangan Mataram
sehingga Amongraga beserta dua saudaranya melarikan diri dan berpisah di perjalanan.
Amongraga akhirnya terdampar di Wanamarta, dia ditawari oleh gurunya untuk
menikah dengan putri pembesar Wanamarta. Akhirnya Amongraga memutuskan untuk
menikah dengan Tambangraras demi mencapai tujuan untuk mencari kedua adiknya
yang menghilang dan sembunyi dari kejaran Mataram. “dan sekarang, Mataram hendak
kita biarkan menyerang! Tidak!” Sunan Giri berkata lantang,” “kita akan pertahankan
sampai titik darah penghabisan”.
Jayengresmi dan dua adiknya sama sekali tak bisa membantah. Akan sia-sia saja
sekalipun sama sekali tidak menyetujui, tidak ada kata lain selain menurut pada perintah
orang tua. Memeprtahankan Giri.” Tambangraras adalah priyayi kaya, karena dia adalah
putri orang terpandang di Wanamarta.
Dia dipaksa agar segera menikah, tetapi dia hanya akan menerima pinangan dari pria
yang mampu melindunginya di dunia dan di akhirat. Tambangraras termasuk santri,
karena ayahnya adalah seorang kyai yang memiliki pesantren dan setiap hari
mendapatkan siraman rohani. “Kenapa Tambangraras belum kawin?”Jamal bertanya
pada Ki Nuripin “ooow, Tambangraras hanya mau kawin dengan lelaki yang cerdas,
sudah banyak lelaki dari mana-mana melamarnya.
Dari yang tampan kaya, maupun jelek kaya…”(2011:41) Mitos masyarakat Jawa
merupakan hal yang dijadikan pedoman kehidupan mereka, mitos-mitos tersebut
memiliki makna yang dipercaya kebenarannya oleh pelaku mitos. Seperti halnya karya
sastra lainnya, mitos dalam kajian antropologi sastra juga merupakan karya sastra yang
harus diapresiasi dan dicari serta diketahui maknanya.
Karena sebuah karya sastra merupakan hasil tangan manusia kreatif untuk diri sendiri
maupun orang lain yang dibentuk berdasarkan inspirasi. Inspirasi itulah yang
merupakan makna karya sastra yang diciptakan oleh manusia. Mitos Agama:Bulan
maulid adalah bulan yang baik untuk malaksanakan hajatan. Masyarakat Jawa selain
kental akan budaya Jawa, mereka juga penganut terbesar agama Islam.
Dalam agama Islam bulan Maulud atau Maulud Nabi adalah hari kelahiran Nabi
Muhammad SAW. Di dalam bulan Maulud, dipercaya kebaikannya untuk melaksanakan
hajatan, karena bulan Maulud adalah bulan kelahiran manusia sempurna yang
membawa berkah dan keselamatan bagi seluruh umat manusia.
Syekh Amongraga (orang yang berilmu tinggi) setelah datang ke desa Wanamarta, desa
ini menjadi hidup, tidak ada orang yang berjudi dan suara adzan terdengar
bersahut-sahutan di setiap masjid. Oleh karena itu Memakan makanan, meminum
minuman bekas orang yang berilmu tinggi dan berjabat tangan dengannya akan
mendapat keberkahan dan rizki yang berlimpah.
Mitos sosial: Nasib manusia ditentukan berdasarkan keturunan. Misalnya jika orang
tuanya seorang raja maka putrinya akan menjadi puteri. Orang tuanya seorang
pembantu maka putrinya akan menjadi pembantu. Makna sebenarnya bahwa nasib
sesuai dengan keturunan memang benar adanya, namun semua itu tergantung pada
masingmasing individu.
Jika anak raja dan kerajaannya hancur, maka pasti dia akan menjadi rakyat biasa
walaupun kerajaan itu dihancurkan olehnya ataupun oleh orang lain. Sebaliknya, jika
putri pembantu memiliki kegigihan yang kuat dalam mengejar cita-cita, maka dia bisa
menjadi ratu dunia dengan usahanya melawan nasib dari orang tuanya. Karena nasib
seseorang tidak akan berubah kecuali dia sendiri yang merubahnya.
Nilai Keutamaan Mitos Jawa Terhadap Mitos dalam Novel Centhini:40 Malam Mengintip
Sang Pengantin. Mitos Jawa tidak dapat dipisahkan dari kehidupan bermasyarakat.
Mitos dijadikan landasan dan pedoman kehidupan masyarakat Jawa. Setiap kegiatan
mereka tidak lepas dari mitos yang melekat dalam diri manusia. Seperti Nasib manusia
ditentukan berdasarkan keturunan. Misalnya, jika orang tuanya adalah seorang raja,
maka putrinya akan menjadi seorang putri.
Dan, jika orang tuanya seorang pembantu, maka putrinya akan menjadi pembantu.
Mitos ini tidak dianggap sebagai sebuah mitos belaka, melainkan sudah menjadi
kebenaran bagi masyarakat Jawa. SIMPULAN Mitos Jawa tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan bermasyarakat.Mitos dijadikan landasan dan pedoman kehidupan
masyarakat Jawa.Setiap kegiatan mereka tidak lepas dari mitos yang melekat dalam diri
manusia.Ritualritual tersebut dilakkukan masyarakat Jawa dengan penuh perhitungan
matang, setiap acara bagi mereka ada ritual-ritual tertentu untuk keberkahan hidup.
Masyarakat menganggap dongeng adalah nyata, karena merupakan saringan dongeng,
walaupun inti pesan telah luntur karena perubahan jaman.Seperti kisah rosul yang
kebenarannya belum dapat dibuktikan, walaupun telah ada data dalam Al-Quran, tetapi
masyarakat melakukan berbagai kegiatan hidup berdasarkan ajaran Rasul. Karena Rasul
merupakan panutan dan pemimpin umat muslim. Sebagai mana yang telah
diajarkan.Sehingga masyarakat bukan hanya menganggap kegiatan mereka sebagai
seuah mitos, namun sebagai kebenaran yang turun dari Tuhan. DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, Suharsimi. 2006.
Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta. Djajasudarma,
Fatimah. 1999. Wacana. Bandung : Refika Dojosantosa. 1989. Unsur Religius Dalam
Sastra Jawa. Semarang:aneka Ilmu. Endaraswara, Suwardi. 2003. Metodologi Penelitian
astra.Yogyakarta:Pustaka Widyatama Harahap, Muharrina. 2009. Mitologi jawa dalam
novel-novel Kuntowijoyo. Universitas Sumatera Utara Medan. Hutomo, Suripan Sadi.
1991. Mutiara Yang Terlupakan Pengantar Studi Sastra Lisan.
Surabaya:HISKI. Ratna, Nyoman Kutha. 2011. Antropologi Sastra. Yogyakarya: Pustaka
Pelajar. Wirodono, Sunardian. 2010. Centhini:40 Hari Mengintip Sang Pengantin.
Jogjakarta:DIVA Press. Zaidan, A. Rozak, dkk. 1997. Pusat Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa. Jakarta: Depatemen pendidikan dan Kebubayaan.
INTERNET SOURCES:
-------------------------------------------------------------------------------------------
<1% - https://sahrilanwar.wordpress.com/makalah-2/
<1% -
http://membacaseratcenthini.blogspot.com/2010/10/skandal-penjiplakan-novel-centhini
-2.html
<1% - http://mencarijalanmenujuislam.blogspot.com/p/asal-usul-dan-kisah-dajjal.html
<1% - http://fumaga.com/cute/316
<1% - http://www.gutenberg.org/files/11029/11029-h/11029-h.htm
<1% - https://issuu.com/riaupos/docs/2016-03-27
<1% - http://sunardian.blogspot.com/2010/
<1% -
https://www.scribd.com/document/338109998/Analisis-Tokoh-Perempuan-Dalam-Nove
l-Ronggeng-Dukuh-Paruk
<1% -
http://tanyakansemuadisini.blogspot.com/p/agama-agama-yang-ada-di-indonesia.html
<1% - https://pt.scribd.com/doc/136185683/Teori-Strukturalisme
<1% - https://core.ac.uk/download/pdf/148615953.pdf
<1% - http://eprints.walisongo.ac.id/761/4/082411129_Bab3.pdf
<1% -
http://sangpujanggakecil.blogspot.com/2014/11/tugas-ibd-pengidentifikasian-konflik.ht
ml
<1% - http://afifahallutfiah.blogspot.com/2015/11/v-behaviorurldefaultvmlo.html
<1% -
https://surieyorei.wordpress.com/skripsi-sastra/refleksi-religiusitas-dalam-novel-hakikatkarya-
m-hilmi-asad/bab-i-ii-iii-iv-v/
<1% -
https://www.kompasiana.com/akmala-04/550042828133119a17fa74d9/bagaimana-impli
kasi-perkembangan-dalam-pembelajaran
<1% -
http://www.academia.edu/30025758/Makalah_Perkembangan_Pola_Pikir_Manusia.docx
<1% - https://issuu.com/riaupos/docs/2017-04-16
<1% -
http://pelajaralways.blogspot.com/2015/05/budaya-dan-adat-istiadat-persalinan.html
<1% -
http://ilyazheidegger.blogspot.com/2014/11/kamatian-menurut-heidegger-bab-iv.html
2% - http://ejurnalbalaibahasa.id/index.php/metasastra/article/download/139/121
1% -
http://www.academia.edu/7265211/JATI_DIRI_MASYARAKAT_MELAYU_SERDANG_DALA
M_TRADISI_BELADIRI_SILAT_LINTAU_DI_KEDATUKAN_BATANG_KUIS_KAJIAN_ANTROPO
LOGI_SASTRA
1% - https://www.scribd.com/document/332402015/21-21-1-PB
<1% -
http://dedimulyana96.blogspot.com/2014/11/makhluk-manusia-dan-kebudayaan.html
1% - https://jurnal.ugm.ac.id/jurnal-humaniora/article/download/949/796
1% - http://journals.unpad.ac.id/ejournal/article/download/1643/1627
1% -
http://www.academia.edu/8395733/Levi_Strauss_dan_Mitos_Sumur_Puteri_Pajang_Surak
arta
<1% -
https://www.scribd.com/document/364020614/Tugas-Review-Buku-Strukturalisme
<1% - http://onlinepesantren.blogspot.com/2011/03/
<1% - http://inyiaksuku.blogspot.com/2014/02/mama-dan-anak-tiri.html
<1% - http://alfirahmawati18081994.blogspot.com/2014/12/makalah-nikah.html
<1% -
http://www.promutu.com/tentang-maulid-nabi/pengertian-maulid-nabi-dan-maulud-na
bi
1% - https://islamagamauniversal.wordpress.com/2011/08/19/islam-agama-universal/
<1% - http://dimensaovariavel.blogspot.com/2012/
<1% -
https://prediksi.wordpress.com/2008/10/03/al-quran-menjawab-makna-angka-666-pem
uja-setan/

No comments:

Post a Comment