Sunday, January 6, 2019

PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA


PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Setiap orang tentu saja tidak terlepas dari bahasa. Pertama kali seorang anak memperoleh bahasa yang didengarkan langsung dari sang ibu sewaktu anak tersebut terlahir ke dunia. Kemudian seiring berjalannya waktu dan seiring pertumbuhan si anak maka ia akan memperoleh bahasa selain bahasa yang diajarkan ibunya itu baik bahasa kedua, ketiga ataupun seterusnya yang disebut dengan akuisisi bahasa (language acquisition) tergantung dengan lingkungan sosial dan tingkat kognitif yang dimiliki oleh orang tersebut melalui proses pembelajaran.

Pemerolehan Bahasa merupakan sebuah hal yang sangat menajubkan terlebih dalam proses pemerolehan bahasa pertama yang dimiliki langsung oleh anak tanpa ada pembelajaran khusus mengenai bahasa tersebut kepada seorang anak (Bayi). Seorang bayi hanya akan merespon ujaran ujaran yang sering didengarnya dari lingkungan sekitar terlebih adalah ujaran ibunya yang sangat sering didengar oleh anak tersebut.(nahulinguistik.wordpress.com)

Dari latar belakang diatas maka masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah, sebagai berikut:

1.2  Rumusan Masalah

1.      Apa yang dimaksud pemerolehan bahasa pertama?

2.      Bagaimana proses pemerolehan bahasa pertama?

1.3  Tujuan Penulisan

1.      Memberikan pemaparan mengenai pemerolehan bahasa pertama.

  1. Memberikan pemaparan mengenai proses pemerolehan bahasa pertama.















BAB II

PEMBAHASAN

2.1  Pemerolehan Bahasa Pertama

Pemerolehan bahasa atau akuisisi bahasa adalah proses yang berlangsung di dalam otak kanak-kanak ketika dia memperoleh bahasa pertamanya atau bahasa ibunya. Pemerolehan bahasa biasanya dibedakan dengan pembelajaran bahasa (language learning).Pembelajaran bahasa berkaitan dengan proses-proses yang terjadi pada waktu seorang kanak-kanak mempelajari bahasa kedua setelah dia memperoleh bahasa pertamanya. Jadi, pemerolehan bahasa berkenaan dengan bahasa pertama, sedangkan pembelajaran bahasa berkenaan dengan bahasa kedua.(Chaer, 2015:167).

Pemerolehan bahasa pertama erat sekali kaitannya dengan perkembangan sosial anak dan karenanya juga erat hubungannya dengan pembentukan identitas sosial.Mempelajari bahasa pertama merupakan salah satu perkembangan menyeluruh anak menjadi anggota penuh suatu masyarakat. Bahasa memudahkan anak mengekspresikan gagasan, kemauannya dengan cara yang benar-benar dapat diterima secara sosial. Bahasa merupakan media yang dapat digunakan anak untuk memperoleh nilai-nilai budaya, moral, agama, dan nilai-nilai lain dalam masyarakat.

Melalui bahasa khusus bahasa pertama (B1), seorang anak belajar untuk menjadi anggota masyarakat.B1 menjadi salah satu sarana untuk mengungkapkan perasaan, keinginan, dan pendirian, dalam bentuk-bentuk bahasa yang dianggap ada.Ia belajar pula bahwa ada bentuk-bentuk yang tidak dapat diterima anggota masyarakatnya, ia tidak selalu boleh mengungkapkan perasaannya secara gamblang.

Sistem pikiran yang terdapat pada anak-anak dibangun sedikit demi sedikit apabila ada rangsangan dunia sekitarnya sebagai masukan atau input (yaitu apa yang dilihat anak, didengar, dan yang disentuh yang menggambarkan benda, peristiwa dan keadaan sekitar anak yang mereka alami). Lama kelamaan pikirannya akan terbentuk dengan sempurna. Setelah itu sistem bahasanya lengkap dengan perbendaharaan kata dan tata bahasanya pun terbentuk.



2.2  Proses Pemerolehan Bahasa Pertama

Selama pemerolehan bahasa pertama, Chomsky menyebutkan bahwa ada dua proses yang terjadi ketika seorang kanak-kanak memperoleh bahasa pertamanya. Prosesyang dimaksud adalah proses kompetensi dan proses performansi. Kedua proses ini merupakan dua proses yang berlainan.

Kompetensi adalah proses penguasaan tata bahasa(fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik) secara tidak disadari. Kompetensi inidibawa oleh setiap anak sejak lahir.Meskipun dibawa sejak lahir, kompetensimemerlukan pembinaan sehingga anak-anak memiliki performansi dalam berbahasa.

1. Fonologi

Anak menggunakan bunyi-bunyi yang telah dipelajarinya dengan bunyi-bunyi yang belum dipelajari, misalnya menggantikan bunyi /l/ yang sudah dipelajari dengan bunyi /r/ yang belum dipelajari.Pada akhir periode berceloteh, anak sudah mampu mengendalikan intonasi, modulasi nada, dan kontur bahasa yang dipelajarinya.

2. Morfologi

Pada usia 3 tahun anak sudah membentuk beberapa morfem yang menunjukkan fungsi gramatikal nomina dan verba yang digunakan. Kesalahan gramatika sering terjadi pada tahap ini karena anak masih berusaha mengatakan apa yang ingin dia sampaikan. Anak terus memperbaiki bahasanya sampai usia sepuluh tahun.

3. Sintaksis

Anak-anak mengembangkan tingkat gramatikal kalimat yang dihasilkan melalui beberapa tahap, yaitu melalui peniruan, melalui penggolongan morfem, dan melalui penyusunan dengan cara menempatkan kata-kata secara bersama-sama untuk membentuk kalimat.

4. Semantik

Anak menggunakan kata-kata tertentu berdasarkan kesamaan gerak, ukuran, dan bentuk.Misalnya, anak sudah mengetahui makna kata jam. Awalnya anak hanya mengacu pada jam tangan orang tuanya, namun kemudian dia memakai kata tersebut untuk semua jenis jam.



Performansi adalah kemampuan anak menggunakan bahasa untuk berkomunikasi.Performansi terdiri dari dua proses, yaitu proses pemahaman dan proses penerbitankalimat-kalimat. Proses pemahaman melibatkan kemampuan mengamati ataumempersepsi kalimat-kalimat yang didengar, sedangkan proses penerbitan melibatkankemampuan menghasilkan kalimat-kalimat sendiri (Chaer 2003:167).

2.3 Tahap-Tahap Pemerolehan Bahasa Pertama

Tahap-tahap pemerolehan bahasa yang dibahas dalam makalah ini adalah tahap linguistik yang terdiri atas beberapa tahap, yaitu (1) tahap pengocehan (babbling); (2) tahap satu kata (holofrastis); (3) tahap dua kata; (4)tahap menyerupai telegram (telegraphic speech).

1.      Vokalisasi Bunyi

Pada umur sekitar 6 minggu, bayi mulai mengeluarkan bunyi-bunyi dalam bentuk teriakan, rengekan, dekur.Bunyi yang dikeluarkan oleh bayi mirip dengan bunyi konsonan atau vokal.Akan tetapi, bunyi-bunyi ini belum dapat dipastikan bentuknya karena memang belum terdengar dengan jelas.Setelah tahap vokalisasi, bayi mulai mengoceh (babling). 

Celoteh merupakan ujaran yang memiliki suku kata tunggal seperti mu dan da.Adapun umur si bayi mengoceh tak dapat ditentukan dengan pasti. Mar’at (2005:43) menyebutkan bahwa tahap ocehan ini terjadi pada usia antara 5 dan 6 bulan. Misalnya, papapa mamama bababa…

2.      Tahap Satu-Kata atau Holofrastis

Tahap ini berlangsung ketika anak berusia antara 12 dan 18 bulan.Ujaran-ujaran yang mengandung kata-kata tunggal diucapkan anak untuk mengacu pada benda-benda yang dijumpai sehari-hari. Pada tahap ini pula seorang anak mulai menggunakan serangkaian bunyi berulang-ulang untuk makna yang sama. Misalnya “mam” (Saya minta makan); “pa” (Saya mau papa ada di sini), “Ma” (Saya mau mama ada di sini).

3.      Tahap Dua-Kata, Satu Frase

Tahap ini berlangsung ketika anak berusia 18-20 bulan.Ujaran-ujaran yang terdiri atas dua kata mulai muncul seperti mama mam dan papa ikut.Pada tahap ini pula anak sudah mulai berpikir secara “subjek + predikat” meskipun hubungan-hubungan seperti infleksi, kata ganti orang dan jamak belum dapat digunakan.Dalam pikiran anak itu, subjek + predikat dapat terdiri atas kata benda + kata benda, seperti “Ani mainan” yang berarti “Ani sedang bermain dengan mainan”.

4.      Ujaran Telegrafis

Pada usia 2 dan 3 tahun, anak mulai menghasilkan ujaran kata-ganda (multiple-word utterances) atau disebut juga ujaran telegrafis. Anak juga sudah mampu membentuk kalimat dan mengurutkan bentuk-bentuk itu dengan benar. Misal, Apa itu?

1.4  Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Bahasa Pertama

A.    Faktor internal

1)      Perkembangan Kognisi

Kognisi anak berkembang minimal dalam tiga hal, yaitu :

Ø  Dalam pemerolehan makna sebelum bunyi

Ø   Pemerolehan waktu, ruang, modalitas dan hubungan sebab akibat

Ø  Adanya gerak kognisi dari terbatas tiruan sesunguhnya dan gerak kreatif (oposisi) chomsky menyatakan bahwa sejak lahir anak manusia dibekali dengan alat pemerolehan bahasa (lad)

2)      Hipotesis Bawaan

Menurut Chomsky sebagian besar kemampuan berbahasa manusia di tentukan oleh faktor genetiknya sejak lahir manusia di bekali dengan alat perkembangan bahasa yang sering disikat dengan LAD.

3)      IQ Dan Pemerolehan Bahasa

     Dalam kaitan antara IQ dan pemerolehan bahasa Gadner (1983) dalam bradja (1994) mengatakanIQ seseorang dibagikan kedalam:

Ø Intelengensi kebahasaan.

Ø Intelengensi berpikir secara logis dan matematis.

Ø Intelegensi spasial (yaitu kemampuan untuk menemukan jalan pada suatulingkungan, Kemampuan untuk membentuk image mental dan realita dan dengan cepat dapat ditransformasikan.

Ø  Intelegensi musikal (kemampuan mengucapkan dan menerima nada dan pola irama tertentu

Ø  Intelegensi kinestik badani (gerakan metorik yang anggun,ketangkasan dalam atletik seni tari.

Ø  Intelegensi interpesonal (kemampuan memahami orang lain,bagaiman bertenggang rasa.

Ø  Intelegensi intrapersonal (kemampuan mengadakan introspeksi,melihat dirinya sendiri,mengembangkan apa yang disebut sense of identity)

B.     Faktor  eksternal

1.      Lingkungan Social

Sebagaimana menjadi keyakinan dalam dunia pendidikan,lingkungan sosial memiliki pengaruh yang besar dalam usaha pendidikan anak.

2.      Kesempurnaan Masukan

Dalam hubunganya dengan kesempurnaan masukan ini,Bradja(1990) mengemukakan: Lingkungan kawan sebaya dapat memiliki pengaruh lebih besar dari pada orang tua(BI)dan guru(B2). Bahasa orang tua berpengaruh  pada pemerolehan BI dan bahasa guru berpengaruh pada pemerolehan BI.








BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Pemerolehan bahasa pertama adalah proses penguasaan bahasa pertama oleh si anak. Selama penguasaan bahasa pertama ini, terdapat dua proses yang terlibat, yaitu proses kompetensi dan proses performansi. Kedua proses ini tentu saja diperoleh oleh anak secara tidak sadar.

Pada tahap kompetensi meliputi proses fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, pragmatik. Dan ada beberapa tahap yang dilalui oleh sang anak selama memperoleh bahasa pertama. Tahap yang dimaksud adalah vokalisasi bunyi, tahap satu-kata atau holofrastis, tahap dua-kata, tahap dua-kata, ujaran telegrafis.

Faktor-faktor yang mempengaruhi bahasa pertama anak adalah: faktor internal yang meliputi perkembangan kognisi, hipotesis bawaan dan iq dan pemerolehan bahasa. Sedang pada faktor eksternal meliputi lingkungan social, kesempurnaan masukan.

3.2  SARAN

Saran yang ingin disampaikan penulis adalah, Diharapkan makalah ini akan berguna bagi calon pendidik.








DAFTAR PUSTAKA



Chaer.Abdul.2015. Psikolinguistik:Kajian Teoritik. Jakarta: Rineka Cipta

Chaer, Abdul. 2003. Psikolinguistik:Kajian Teoretik. Jakarta: Rineka Cipta.

https://nahulinguistik.wordpress.com/2009/04/14/pemerolehan-bahasa-pertama/

No comments:

Post a Comment