Sunday, January 6, 2019

HAKIKAT PSIKOLINGUISTIK


A.           Pengertian Psikolinguistik

Secara etimologis, istilah Psikolinguistik berasal dari dua kata, yakni Psikologi dan Linguistik. Seperti kita ketahui kedua kata tersebut masing-masing merujuk pada nama sebuah disiplin ilmu. Secara umum, Psikologi sering didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari perilaku manusia dengan cara mengkaji hakikat stimulus, hakikat respon, dan hakikat prosesproses pikiran sebelum stimulus atau respon itu terjadi. Sedangkan Linguistik secara umum dan luas merupakan satu ilmu yang mengkaji bahasa.

Secara rinci psikolibnguistik mempelajari empat topik utama: (a) kopeprehensi, yakni, proses-proses mental yang dilalui oleh manusia sehingga mereka dapat menangkap apa yang dikatakan orang dan memmahami apa yang dimaksud, (b) produksi, yakni, proses-proses mental pada diri kitayang membuat kita dapat berujar seperti yang kita ujarkan, (c) landasan biologis serta neurologis yang membuat manusia bisa merbahasa, dan (d) pemerolehan bahasa, yakni, bagaimana anak memperoleh bahasa mereka (Darjiwijojo, 2012:7).

Pakar psikologi sekarang ini cenderung menganggap psikologi sebagai ilmu yang mengkaji proses berpikir manusia dan segala manifestasinya yang mengatur perilaku manusia itu. Dalam buku Psikolinguistik Darjiwijojo:2012 menurut G. Kempen (Kempen,1996), psikolinguistik ada dua kompenen yang menjadi objek studinya, yaitu manusia dan bahasa

Psikolinguistik merupakan ilmu yang menguraikan proses-proses psikologis yang terjadi apabila seseorang menghasilkan kalimat dan memahami kalimat yang didengarnya waktu berkomunikasi dan bagaimana kemampuan berbahasa itu diperoleh manusia (Simanjuntak, 1987:1). Aitchison (1984), membatasi psikolinguistik sebagai studi tentang bahasa dan pikiran. Psikolinguistik merupakan bidang studi yang menghubungkan psikologi dengan linguistik. Tujuan utama seorang psikolinguis ialah menemukan struktur dan proses yang melandasi kemampuan manusia untuk berbicara dan memahami bahasa (Erwadi, Putri Marzalina. Blog).

Dari definisi ini dapat disimpulkan bahwa psikolinguistik adalah proses kemampuan psikolog manusia dalam berbahasa dan memahami bahasa.





A.  Sejarah Lahirnya psikolinguistik

Psikolinguistik adalah ilmu hibrida, yakni gabungan dari dua ilmu: psikolo dan linguistik. Benih ilmu ini sebenarnya sudah tampak pada permulaan abad ke 20 tatkala psikolog Jerman Wilhelm Wundt menyatakan bahwa bahasa dapat dijelaskan dengan dasar-dasar prinsip ini dapat dibagi menjadi empat tahap (Kess, 1992): (1) tahap formatif, (2) tahap linguistik, (3) tahap kognitif, dan (4) tahap teori psikolinguistik, realita psikologis, dan ilmu kognitif (Darjiwijojo, 2012:2).

1. Tahap Formatif

Pada pertengahan abad ke 20 John W. Gardner, seorang psikolog dari Carnegie Corporation, Amerika, mulai menggagas hibridasi (penggabungan)nkedua ilmu ini. Ide ini kemudian dikembangkan oleh psikolog lain, John B. Carrol, yang pada tahun 1951 menyelenggarakan seminar di Universitas Cornell untuk merintis keterkaitan antara kedus disiplin ilmu ini. Pertemuan itu di lanjutkan pada tahun 1953 di Uniiversitas Indiana. Hasil pertemuan ini membuat gema yang begitu kuat di antara para ahli ilmu jiwa maupunahli bahasa sehingga banyak penelitian yang kemudian dilakukan terarah pada kaitan antara kedua ilmu ini (Osgood dan Sebeok, 1954). Pada saat itulah istilah psycholinguistics pertama kali dipakai. Kelompok ini kemudian mendukung penelitian mengenai relativitas bahasa maupun universal bahasa. Pandangan tentang relativitas bahasa seperti dikemukakan oleh Benjamin Lee Whorf (1956) dan universal bahasa seperti dalam karya Greenberg (1963) merupakan karya-karya pertama dalam bidang psikolinguistik.

2. Tahap Linguistik

Perkembangan ilmu linguistik, yang semula berorientasi pada aliran behaviorisme dan kemudian beralih ke mentalisme (nativisme) pada tahun 1957 dengan diterbitkannya buku chomsky, sytactic structures, dan kritik tajam dari Chomsky terhadap teori behavioristik B>F Skinner (Chmsky 1959) telah membuat psikolinguistik sebagai ilmu yang banyak diminati orang. Hal ini makin berkembang karena pandangan Chimsky tentang universal bahasa makin mengarah pada pemerolehan bahasa.

Kesamaan dalam strategi ini didukung pula oleh berkembangnya ilmu neurolinguistik (Caplan 1987) dan biolinguistik (Lenneberg, 1967; Jenkins 2000). Studi dalam neurolinguistik menunjukkan bahwa manusia ditakdirkan memiliki otak yang brbeda dengan primat lain, baik dalam struktur maupun fungsinya. Dari segi biologi, manusia juga ditakdirkan memiliki struktur biologi yang berbeda dengan binatang.

Bilinguistik, yang merupakan ilmu hibrida antara biologi dan linguistik, bergerak lebih luas karena ilmu ini merujuk pada pengetahuan kebahasaan manusia yakni pengetahuan seperti apa yang dimiliki manusia sehingga dia dapat berbahasa, dari mana datangnya pengetahuan itu sudah ada sejak manusia dilahirkan atau diperoleh dari lingkungan setelah manusia dilahirkan, pengetahuan yang kita miliki parameter apa yang kita pakai untuk mengolah dan mencerna input yang masuk pada kita, peran otak manusia yang membedakannya dengan otak binatang, dan dan pemerolehan bahasa adalah unik untuk manusia ( species specific) hanya manusialah yang dapat berbahasa.

3. Tahap Kognitif

Pada tahap ini psikolinguistik mulai mengarah pada peran kognisi dan landasan biologis manusia dalam pemerolehan bahasa. Pelopor seperti Chomsky mengatakan bahwa linguis itu sebenarnya adalah psikolog kognitif. Pemerolehan bahasa pada manusia bukanlah penguasaan komponen bahasa tanpa berlandaskan pada prinsip-prinsip kognitif.

Pada tahap ini orang juga mulai berbicara tentang peran biologi pada bahasa karena mereka mulai merasa bahwa biologi merupakan landasan di mana bahasa itu tumbuh. Orang-orang seperti Chomsky dan Lenneberg mengatakan bahwa pertumbuhan bahasa seorang manusia itu terkait secara genetic dengan pertumbuhan biologinya.

4. Tahap Teori Psikolinguistik

Pada tahap akhir ini, psikologi tidak lagi berdiri sebagai ilmu yang terpisah dari ilmu-ilmu lain karena pemerolehan dan penggunaan bahasa manusia menyangkut banyak cabang ilmu pengetahuan yang lain. Psikologi tidak lagi terdiri dari psiko dan linguistik saja tetapi juga menyangkut ilmu-ilmu lain seperti neurologi, filsafat, primatologi dan genetika.

Neurologi mempunyai peran yang sangat erat dengan bahasa karena kemampuan manusia berbahasa ternyata bukan karena lingkungan tetapi karena kodrat neurologis yang dibawanya sejak lahir. Tanpa otak dengan fungsi-fungsinya yang kita miliki seperti sekarang ini, mustahillah manusia dapat berbahasa. Ilmu filsafat juga kembali memegang peran karena pemerolehan pengetahuan merupakan masalah yang sudah dari jaman purba menjadi perdebatan diantara para fikosof – apa pengetahuan itu dan bagaimana manusia memperoleh pengetahuan. Primatologi dan genetika mengkaji sampai seberapa jauh bahasa itu milik khusus manusia dan bagaimana genetika terkait dengan pertumbuhan bahasa





B.            Subdisiplin psikolinguistik

Menurut Saep Saefudin Zuhri dalam blognya ilmu Psikolinguistik telah berkembang pesat sehingga melahirkan beberapa subdisiplin psikolinguistik di antarannya sebagai berikut:

1.      Psikolinguistik teoritis

Subdisiplin ini membahas teori-teori bahasa yang berkaitan dengan proses-proses mental manusia dalam berbahasa, misalnya dalam rancangan fonetik, rancangan pilihan kata, rancangan sintaksis, rancangan wacana dan rancangan intonasi.

2.      Psikolinguistik Perkembangan

Subdisiplin ini berkaitan dengan proses pemerolehan bahasa, baik pemerolehan bahasa pertama (BI) maupun pemerolehan bahasa kedua (B2). Subdisiplin ini mengkaji proses pemerolehan fonologi, proses pemerolehan sintaksis secara berjenjang, bertahap dan terpadu.

3.      Psikolinguistik Sosial

Subdisiplin ini berkenaan dengan aspek-aspek social bahasa. Bagi suatu masyarakat bahasa, bahasa itu bukan merupakan satu gejala dan identitas social saja, tetapi juga merupakan suatu ikatn batin dan nurani yang sukar di tinggalkan.

4.      Psikolinguistik pendidikan

Subdisiplin ini mengkaji aspek-aspek pendidikan secara umum dalam pendidikan formal di sekolah. Umpamanya peranan bahasa dalam pengajaran membaca, pengajaran kemahiran berbahasa, dan pengetahuan mengenai peningkatan kemampuan berbahasa dalam proses memperbaiki kemampuan menyampaikan pikiran dan perasaan.

5.      Psikolinguistik-Neurologi ( Neuropsikolinguistik)

Subdisiplin ini mengkaji hubungan antar bahasa, berbahasa, dan otak manusia. Para pkar neurologi telah berhasil menganalisis struktur biologis otak, serta telah memberi nama pada bagian-bagian struktur otak itu. Namun ada pertanyaan yang belum di jawab secara lengkap, yaitu apa yang terjadi pada masukan bahasa dan bagaimana keluaran bahasa diprogramkan dn bentuk daslam otak itu.

6.      Psikolinguistik Eksperimen

Subdisiplin ini meliput dan melakukan eksperimen dalam semua kegiatan bahasa dan berbahasa pada satu pihak dan perilaku berbahasa dan akibat berbahasa pada pihak lain.

7.      Psikolinguistik Terapan

Subdisiplin ini berkaitan dengan penerapan dari temuan-temuan enam subdisiplin psikolinguistik di atas ke dalam bidang-bidang tertentu yang memerlukannya. Yang termasuk subdisiplin ini ialah psikologi, linguistic, pertuturan dan pemahaman, pembelajaran bahasa, pengajaran membaca neurologi, psikiatri, komunikasi, dan susastra.






BAB III

PENUTUP

A.    Simpulan

Dapat disimpulkan bahwa psikolinguistik adalah proses kemampuan psikolog manusia dalam berbahasa dan memahami bahasa. Secara rinci psikolibnguistik mempelajari empat topik utama: (a) kopeprehensi, (b) produksi, (c) landasan biologis serta neurologis dan (d) pemerolehan bahasa,

Psikolinguistik telah berkembang pesat sehingga melahirkan beberapa subdisiplin psikolinguistik, diantaranya: Psikolinguistik teoritis, Psikolinguistik perkembanag, Psikolinguistik sosial, Psikolinguistik pendidikan, Psikolinguistik-neurologi (neuropsikolinguistik), Psikolinguistik eksperimen, dan Psikolinguistik terapan.




DAFTAR PUSTAKA

Dardjowidjojo. Soenjono. 2012. Psikolinguistik (Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia). Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Mar’at, Samsunuwiyati. 2009. Psikolinguistik (Suatu Pengantar). Bandung: PT Refika Aditama.



No comments:

Post a Comment