A.
Pengertian Psikolinguistik
Secara etimologis, istilah Psikolinguistik
berasal dari dua kata, yakni Psikologi dan Linguistik. Seperti kita ketahui
kedua kata tersebut masing-masing merujuk pada nama sebuah disiplin ilmu.
Secara umum, Psikologi sering didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari
perilaku manusia dengan cara mengkaji hakikat stimulus, hakikat respon, dan
hakikat proses‑proses pikiran sebelum stimulus atau respon
itu terjadi. Sedangkan Linguistik
secara umum dan luas merupakan satu ilmu yang mengkaji bahasa.
Secara rinci psikolibnguistik mempelajari empat topik utama: (a)
kopeprehensi, yakni, proses-proses mental yang dilalui oleh manusia sehingga
mereka dapat menangkap apa yang dikatakan orang dan memmahami apa yang
dimaksud, (b) produksi, yakni, proses-proses mental pada diri kitayang membuat
kita dapat berujar seperti yang kita ujarkan, (c) landasan biologis serta
neurologis yang membuat manusia bisa merbahasa, dan (d) pemerolehan bahasa,
yakni, bagaimana anak memperoleh bahasa mereka (Darjiwijojo, 2012:7).
Pakar psikologi sekarang ini cenderung
menganggap psikologi sebagai ilmu yang mengkaji proses berpikir manusia dan
segala manifestasinya yang mengatur perilaku manusia itu. Dalam buku Psikolinguistik Darjiwijojo:2012 menurut G. Kempen
(Kempen,1996), psikolinguistik ada dua kompenen yang menjadi objek studinya,
yaitu manusia dan bahasa
Psikolinguistik
merupakan ilmu yang menguraikan proses-proses psikologis yang terjadi apabila
seseorang menghasilkan kalimat dan memahami kalimat yang didengarnya waktu
berkomunikasi dan bagaimana kemampuan berbahasa itu diperoleh manusia (Simanjuntak,
1987:1). Aitchison (1984), membatasi psikolinguistik sebagai studi tentang
bahasa dan pikiran. Psikolinguistik merupakan bidang studi yang
menghubungkan psikologi dengan linguistik. Tujuan utama seorang psikolinguis
ialah menemukan struktur dan proses yang melandasi kemampuan manusia untuk
berbicara dan memahami bahasa (Erwadi, Putri
Marzalina. Blog).
Dari definisi ini dapat disimpulkan bahwa psikolinguistik adalah proses
kemampuan psikolog manusia dalam berbahasa dan memahami bahasa.
A.
Sejarah Lahirnya
psikolinguistik
Psikolinguistik adalah ilmu hibrida, yakni gabungan dari dua ilmu: psikolo
dan linguistik. Benih ilmu ini sebenarnya sudah tampak pada permulaan abad ke
20 tatkala psikolog Jerman Wilhelm Wundt menyatakan bahwa bahasa dapat dijelaskan
dengan dasar-dasar prinsip ini dapat dibagi menjadi empat tahap (Kess, 1992):
(1) tahap formatif, (2) tahap linguistik, (3) tahap kognitif, dan (4) tahap
teori psikolinguistik, realita psikologis, dan ilmu kognitif (Darjiwijojo, 2012:2).
1. Tahap Formatif
Pada pertengahan abad ke 20 John W. Gardner, seorang psikolog dari
Carnegie Corporation, Amerika, mulai menggagas hibridasi (penggabungan)nkedua
ilmu ini. Ide ini kemudian dikembangkan oleh psikolog lain, John B. Carrol,
yang pada tahun 1951 menyelenggarakan seminar di Universitas Cornell untuk
merintis keterkaitan antara kedus disiplin ilmu ini. Pertemuan itu di lanjutkan
pada tahun 1953 di Uniiversitas Indiana. Hasil pertemuan ini membuat gema yang
begitu kuat di antara para ahli ilmu jiwa maupunahli bahasa sehingga banyak
penelitian yang kemudian dilakukan terarah pada kaitan antara kedua ilmu ini
(Osgood dan Sebeok, 1954). Pada saat itulah istilah psycholinguistics pertama kali dipakai.
Kelompok ini kemudian mendukung penelitian mengenai relativitas bahasa maupun
universal bahasa. Pandangan tentang relativitas bahasa seperti dikemukakan oleh
Benjamin Lee Whorf (1956) dan universal bahasa seperti dalam karya Greenberg
(1963) merupakan karya-karya pertama dalam bidang psikolinguistik.
2. Tahap Linguistik
Perkembangan ilmu linguistik, yang
semula berorientasi pada aliran behaviorisme dan kemudian beralih ke mentalisme
(nativisme) pada tahun 1957 dengan diterbitkannya buku chomsky, sytactic
structures, dan kritik tajam dari Chomsky terhadap teori behavioristik B>F
Skinner (Chmsky 1959) telah membuat psikolinguistik sebagai ilmu yang banyak
diminati orang. Hal ini makin berkembang karena pandangan Chimsky tentang
universal bahasa makin mengarah pada pemerolehan bahasa.
Kesamaan dalam strategi ini
didukung pula oleh berkembangnya ilmu neurolinguistik (Caplan 1987) dan
biolinguistik (Lenneberg, 1967; Jenkins 2000). Studi dalam neurolinguistik
menunjukkan bahwa manusia ditakdirkan memiliki otak yang brbeda dengan primat
lain, baik dalam struktur maupun fungsinya. Dari segi biologi, manusia juga
ditakdirkan memiliki struktur biologi yang berbeda dengan binatang.
Bilinguistik, yang merupakan ilmu hibrida antara biologi dan linguistik,
bergerak lebih luas karena ilmu ini merujuk pada pengetahuan kebahasaan manusia
yakni pengetahuan seperti apa yang dimiliki manusia sehingga dia dapat
berbahasa, dari mana datangnya pengetahuan itu sudah ada sejak manusia
dilahirkan atau diperoleh dari lingkungan setelah manusia dilahirkan,
pengetahuan yang kita miliki parameter apa yang kita pakai untuk mengolah dan
mencerna input yang masuk pada kita, peran otak manusia yang membedakannya
dengan otak binatang, dan dan pemerolehan bahasa adalah unik untuk manusia (
species specific) hanya manusialah yang dapat berbahasa.
3. Tahap Kognitif
Pada tahap ini psikolinguistik
mulai mengarah pada peran kognisi dan landasan biologis manusia dalam
pemerolehan bahasa. Pelopor seperti Chomsky mengatakan bahwa linguis itu
sebenarnya adalah psikolog kognitif. Pemerolehan bahasa pada manusia bukanlah
penguasaan komponen bahasa tanpa berlandaskan pada prinsip-prinsip kognitif.
Pada tahap ini orang juga mulai berbicara tentang peran biologi
pada bahasa karena mereka mulai merasa bahwa biologi merupakan landasan di mana
bahasa itu tumbuh. Orang-orang seperti Chomsky dan Lenneberg mengatakan bahwa
pertumbuhan bahasa seorang manusia itu terkait secara genetic dengan
pertumbuhan biologinya.
4. Tahap Teori Psikolinguistik
Pada tahap akhir ini, psikologi
tidak lagi berdiri sebagai ilmu yang terpisah dari ilmu-ilmu lain karena
pemerolehan dan penggunaan bahasa manusia menyangkut banyak cabang ilmu
pengetahuan yang lain. Psikologi tidak lagi terdiri dari psiko dan linguistik
saja tetapi juga menyangkut ilmu-ilmu lain seperti neurologi, filsafat,
primatologi dan genetika.
Neurologi mempunyai peran yang
sangat erat dengan bahasa karena kemampuan manusia berbahasa ternyata bukan
karena lingkungan tetapi karena kodrat neurologis yang dibawanya sejak lahir.
Tanpa otak dengan fungsi-fungsinya yang kita miliki seperti sekarang ini,
mustahillah manusia dapat berbahasa. Ilmu filsafat juga kembali memegang peran
karena pemerolehan pengetahuan merupakan masalah yang sudah dari jaman purba
menjadi perdebatan diantara para fikosof – apa pengetahuan itu dan bagaimana
manusia memperoleh pengetahuan. Primatologi dan genetika mengkaji sampai
seberapa jauh bahasa itu milik khusus manusia dan bagaimana genetika terkait
dengan pertumbuhan bahasa
B.
Subdisiplin
psikolinguistik
Menurut Saep Saefudin Zuhri dalam blognya ilmu Psikolinguistik telah
berkembang pesat sehingga melahirkan beberapa subdisiplin psikolinguistik di
antarannya sebagai berikut:
1. Psikolinguistik teoritis
Subdisiplin ini membahas teori-teori bahasa yang berkaitan dengan proses-proses mental
manusia dalam berbahasa, misalnya dalam rancangan fonetik, rancangan pilihan
kata, rancangan sintaksis, rancangan wacana dan rancangan intonasi.
2.
Psikolinguistik Perkembangan
Subdisiplin
ini berkaitan dengan proses pemerolehan bahasa, baik pemerolehan bahasa pertama
(BI) maupun pemerolehan bahasa kedua (B2). Subdisiplin ini mengkaji proses
pemerolehan fonologi, proses pemerolehan sintaksis secara berjenjang, bertahap
dan terpadu.
3.
Psikolinguistik Sosial
Subdisiplin
ini berkenaan dengan aspek-aspek social bahasa. Bagi suatu masyarakat bahasa,
bahasa itu bukan merupakan satu gejala dan identitas social saja, tetapi juga
merupakan suatu ikatn batin dan nurani yang sukar di tinggalkan.
4.
Psikolinguistik pendidikan
Subdisiplin
ini mengkaji aspek-aspek pendidikan secara umum dalam pendidikan formal di
sekolah. Umpamanya peranan bahasa dalam pengajaran membaca, pengajaran
kemahiran berbahasa, dan pengetahuan mengenai peningkatan kemampuan berbahasa
dalam proses memperbaiki kemampuan menyampaikan pikiran dan perasaan.
5.
Psikolinguistik-Neurologi (
Neuropsikolinguistik)
Subdisiplin
ini mengkaji hubungan antar bahasa, berbahasa, dan otak manusia. Para pkar
neurologi telah berhasil menganalisis struktur biologis otak, serta telah
memberi nama pada bagian-bagian struktur otak itu. Namun ada pertanyaan yang
belum di jawab secara lengkap, yaitu apa yang terjadi pada masukan bahasa dan
bagaimana keluaran bahasa diprogramkan dn bentuk daslam otak itu.
6.
Psikolinguistik Eksperimen
Subdisiplin
ini meliput dan melakukan eksperimen dalam semua kegiatan bahasa dan berbahasa
pada satu pihak dan perilaku berbahasa dan akibat berbahasa pada pihak lain.
7.
Psikolinguistik Terapan
Subdisiplin
ini berkaitan dengan penerapan dari temuan-temuan enam subdisiplin
psikolinguistik di atas ke dalam bidang-bidang tertentu yang memerlukannya.
Yang termasuk subdisiplin ini ialah psikologi, linguistic, pertuturan dan
pemahaman, pembelajaran bahasa, pengajaran membaca neurologi, psikiatri,
komunikasi, dan susastra.
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Dapat disimpulkan
bahwa psikolinguistik adalah proses kemampuan psikolog manusia dalam berbahasa
dan memahami bahasa. Secara rinci psikolibnguistik mempelajari empat topik
utama: (a) kopeprehensi, (b) produksi, (c) landasan biologis serta neurologis
dan (d) pemerolehan bahasa,
Psikolinguistik
telah berkembang pesat sehingga melahirkan beberapa subdisiplin
psikolinguistik, diantaranya: Psikolinguistik teoritis, Psikolinguistik
perkembanag, Psikolinguistik sosial, Psikolinguistik pendidikan,
Psikolinguistik-neurologi (neuropsikolinguistik), Psikolinguistik eksperimen,
dan Psikolinguistik terapan.
DAFTAR PUSTAKA
Dardjowidjojo. Soenjono. 2012. Psikolinguistik (Pengantar Pemahaman
Bahasa Manusia). Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Mar’at, Samsunuwiyati. 2009. Psikolinguistik (Suatu Pengantar). Bandung: PT
Refika Aditama.
http://harjumnurdin.blogspot.co.id/2015/03/ringkasan-buku-psikolinguistik-abdul.html?m=1.
Minggu, 15 Maret 2015.
http://marzalinaputri.blogspot.co.id/2015/03/makalah-konsep-dasar-psikolinguistik.html?m=1.
Senin, 30 Maret 2015.
Zuhri, saep Saefudin. http://mbahcodot.blogspot.co.id/2014/11/psikolinguistik-subdisiplin.html?m=1.
Sabtu, 22 November 2014.
No comments:
Post a Comment